Rabu, 22 Okt 25 15:51 WITA

PHM Bangun Harapan Pendidikan di Pesisir Anggana, Anak-Anak Sepatin dan Tani Baru Tak Lagi Takut Bermimpi

by tbld

TABLOIDKUKAR.COM – Di tepian Sungai Mahakam, bangunan sekolah berwarna putih tampak mencolok di antara rimbunnya mangrove dan nipah. Sekolah itu adalah SMP Negeri 6 Anggana, berdiri sederhana namun menjadi mercusuar bagi anak-anak pesisir di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara.

Akses menuju sekolah itu tidak mudah. Jalan air menjadi satu-satunya jalur, dengan perahu kecil yang harus melintasi sungai berkelok dan hutan nipah yang memagari pandangan. Namun, semangat para siswa dan guru di sana tidak pernah surut.

Beberapa kilometer ke arah utara, terdapat Desa Tani Baru, wilayah pesisir lain yang menghadapi tantangan serupa. Butuh waktu 2 hingga 3 jam perjalanan dengan speedboat untuk sampai ke desa ini. Kini, perjalanan menjadi lebih mudah berkat jembatan kayu ulin sepanjang tujuh kilometer yang dibangun oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Jembatan itu menghubungkan perkampungan di pesisir, memudahkan anak-anak untuk bersekolah di TK Nurul Ilmi, SDN 014 Anggana, SMPN 4 Anggana, hingga PKBM Nurul Ilmi. Bagi warga, infrastruktur ini bukan sekadar kayu yang disusun memanjang — melainkan jembatan harapan bagi masa depan pendidikan mereka.


Beasiswa PHM Melahirkan Guru Pesisir

Salah satu bukti nyata kebangkitan pendidikan pesisir datang dari Ayu Lestari, guru di SMPN 6 Anggana. Ia tumbuh besar di Sepatin dan kini kembali ke desanya untuk mengajar.

“Saya ingin anak-anak di pesisir tidak takut bermimpi. Pendidikan bisa mengubah masa depan kita,” ujar Ayu dengan penuh semangat.

Ayu bukan satu-satunya sarjana dari pesisir. Ada pula Ismawati (25) dan Reski Herawati (25) — dua sahabatnya yang berasal dari Desa Tani Baru. Keduanya merupakan penerima Beasiswa Sarjana Pesisir (SP) PHM, program yang membuka jalan bagi anak-anak di wilayah terpencil untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Setelah menyelesaikan kuliah di Universitas Mulawarman (Unmul), keduanya kini kembali ke desa masing-masing untuk mengabdi sebagai tenaga pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Tani Baru.

“Saya baru selesai kuliah, wisudanya belum, tapi sudah mulai mengajar sejak tahun lalu,” tutur Ismawati, sarjana Pendidikan Ekonomi Unmul, saat dihubungi pada Senin (20/10/2025).

Sebagai guru penggerak, Isma merasa pengalamannya di lapangan memperkaya cara pandangnya terhadap pendidikan. Ia belajar berinteraksi, berbicara di depan umum, dan memahami dinamika sosial masyarakat pesisir yang masih minim fasilitas pendidikan.

“Saya senang bisa pulang dan berbagi ilmu. Meskipun sederhana, anak-anak di sini punya semangat besar untuk belajar,” katanya.


Kini, berkat dukungan PHM dan semangat para guru muda, pendidikan di pesisir Anggana tak lagi terpinggirkan. Dari Sepatin hingga Tani Baru, sekolah-sekolah kecil itu menjadi saksi bahwa mimpi besar bisa lahir bahkan dari tepian sungai yang tenang. (*)

Berita Terkait
Selasa, 11 November 2025

Dispora Kukar Bakal Kaji Rencana Pemkab Kukar Bangun Lapangan Tenis di Pulau Kumala

#Daerah
Selasa, 11 November 2025

238 Atlet Kukar Siap Berlaga di POPDA XVII Kaltim, Dilepas Asisten II Setkab

#Daerah
Sabtu, 8 November 2025

APBD Kukar 2026 Diproyeksikan Defisit Rp150 Miliar, Rendi: Tetap Fokus pada Program Strategis

#Daerah
Jumat, 7 November 2025

Otorita IKN Bentuk Aparatur Tangguh Menuju Ibu Kota Politik 2028

#Daerah