TABLOIDKUKAR.COM — Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Timur bergerak cepat menyikapi laporan warga mengenai terjadinya longsor di kilometer 16, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Kamis (12/6/2025).
Lokasi tersebut diketahui pernah mengalami longsor sebelumnya, akibat aktivitas pertambangan. Kali ini, tanah longsor kembali terjadi di titik yang sama, meskipun sebelumnya telah dibangun jalan alternatif sepanjang 6×100 meter. Dinas ESDM bahkan telah memperkirakan adanya potensi longsor lanjutan di kawasan itu.
Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto, mengungkapkan bahwa pihaknya langsung menghubungi perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut, yakni PT Indomining, setelah mendapat informasi dari masyarakat.
“Dalam pertemuan terakhir bersama warga dan sejumlah pihak terkait di Sangasanga, masyarakat mengusulkan agar jalan alternatif dibuat permanen dengan struktur rigid. Sementara itu, jalan lama yang rawan longsor diminta untuk ditutup sepenuhnya jika longsor kembali terjadi,” ujar Bambang saat dikonfirmasi oleh media.
Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa pihaknya telah meminta PT Indomining segera melaksanakan hasil kesepakatan rapat tersebut. Dinas ESDM juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui pihak kelurahan untuk melakukan pengecekan lapangan secara bersama.
“Karena jalan itu berstatus jalan kabupaten, kami juga menggandeng Pemkab Kukar agar proses pengecekan dan penanganan lebih menyeluruh. PT Indomining wajib memperbaiki titik longsor dan melakukan pengerasan jalan alternatif agar akses masyarakat tetap aman,” tegasnya.
Sebelumnya, PT Indomining memang telah membangun jalan alternatif sebagai bentuk komitmen pasca longsor pertama. Namun, tanda-tanda retakan baru muncul kembali pada 8 Juni lalu. Hanya tiga hari berselang, longsor kembali terjadi pada 11 Juni, diduga dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.
“Dalam rapat terakhir, semua pihak termasuk Dinas Pekerjaan Umum Kukar telah menyepakati bahwa apabila longsor kembali terjadi, jalan alternatif harus segera direnovasi secara rigid, dan jalur lama ditutup permanen demi keselamatan masyarakat,” tambah Bambang.
Dinas ESDM menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses penanganan longsor oleh perusahaan dan memastikan bahwa keselamatan warga serta kelancaran akses jalan menjadi prioritas utama. (*)