Rabu, 25 Jun 25 1:13 WITA

DPRD Kaltim Kritik Kesiapan dan Transparansi PT KFI Saat Kunjungan ke Pabrik Feronikel di Sangasanga

by tbld

TABLOIDKUKAR.COM – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur melakukan kunjungan kerja ke fasilitas pengolahan feronikel milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Kecamatan Sangasanga pekan lalu. Alih-alih disambut dengan paparan informatif, kunjungan ini berubah menjadi momen evaluasi tajam terhadap operasional dan komitmen sosial perusahaan.*

Sekretaris Komisi IV, Muhammad Darlis Pattalongi, menyayangkan minimnya kesiapan perusahaan dalam menerima rombongan legislatif. Menurutnya, pihak KFI terkesan tidak profesional karena tidak memberikan penyambutan yang semestinya meskipun pemberitahuan telah disampaikan beberapa hari sebelumnya.

“Tidak ada sambutan yang menunjukkan keterbukaan. Bahkan kami tidak diizinkan meninjau area produksi dengan dalih tidak memiliki surat izin keselamatan. Ini menunjukkan lemahnya manajemen komunikasi perusahaan,” kata Darlis, Selasa (24/6/2025).

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aspek keselamatan kerja. Tercatat dua kejadian kebakaran sejak operasional dimulai pada 2023, yang mengakibatkan korban jiwa, termasuk pekerja asing. Hal ini menurutnya mencerminkan belum maksimalnya penerapan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan industri tersebut.

Sorotan lain datang dari anggota Komisi IV, Sarkowi V Zahry, yang mengkritik kondisi infrastruktur jalan menuju kawasan pabrik yang dinilai rusak parah. Ia menekankan pentingnya kontribusi perusahaan terhadap fasilitas umum, terutama yang langsung berdampak pada mobilitas masyarakat sekitar.

“Perusahaan besar seperti KFI mestinya menunjukkan tanggung jawab sosial, termasuk memperhatikan kondisi jalan. Warga sekitar jangan hanya merasakan dampak negatif tanpa kehadiran manfaat nyata,” tegasnya.

Sementara itu, legislator Agus Aras menyoroti kurangnya kejelasan dalam implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Menurutnya, saat diminta memaparkan rencana CSR jangka panjang, pihak KFI tidak dapat memberikan penjelasan yang meyakinkan.

“CSR bukan hanya urusan seremonial atau bantuan sesaat. Harus ada perencanaan, target, dan indikator keberhasilan yang jelas,” ujarnya.

Menanggapi berbagai kritik tersebut, Perwakilan Owner PT KFI, Ardhi Soemargo, menyatakan bahwa pembatasan akses ke area produksi semata dilakukan demi keamanan dan mengikuti protokol keselamatan industri.

“Kami sangat mengutamakan keselamatan pengunjung dan karyawan. Bukan berarti kami menolak kunjungan, tapi ada prosedur keselamatan yang harus dipatuhi,” jelas Ardhi.

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah menjalankan beberapa program CSR, termasuk pembangunan infrastruktur jalan, dukungan terhadap kegiatan sosial dan keagamaan, serta pengembangan potensi ekowisata lokal. Namun Ardhi mengakui bahwa operasional KFI saat ini sedang tertekan akibat fluktuasi harga feronikel global.

“Dampaknya cukup berat bagi kami. Saat ini, jumlah karyawan juga terpaksa dikurangi hampir setengah dari semula,” imbuhnya.

Berita Terkait
Minggu, 3 Agustus 2025

HIPMI PT Kukar Bakal Gelar Musyawarah Dalam Waktu Dekat

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Dari Cibiran ke Panggung Legislatif, Akbar Haka Pilih Besarkan Tenggarong

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Akbar Haka Soroti Ketergantungan Kukar pada Tambang: “Kita Tak Bisa Terus Hidup di Era Batubara”

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Usai Dilantik, Akbar Haka Pilih Jalur Terjal: “Langsung ke Rakyat!”

#Daerah