Rabu, 28 Mei 25 7:42 WITA

Drainase Minim, BPBD Kukar Soroti Kendala Teknis Penanganan Banjir di Tenggarong

by tbld

TABLOIDKUKAR.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah Tenggarong dalam beberapa hari terakhir kembali menyingkap persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan: banjir musiman yang melumpuhkan aktivitas warga di sejumlah kawasan ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Banjir yang dipicu oleh meluapnya Sungai Mahakam tak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga mengganggu lalu lintas di beberapa ruas jalan penting. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem drainase di sejumlah wilayah masih belum memadai untuk menanggulangi tingginya curah hujan.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kukar, Syaiful Muhammady, menyampaikan bahwa kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Panji, Melayu, Kampung Baru, dan Timbau menjadi titik-titik rawan yang kembali terdampak genangan air. Menurutnya, lokasi-lokasi tersebut memang memiliki karakteristik wilayah yang rentan terhadap banjir.

“Khusus di Kelurahan Timbau, kita temukan kondisi paling parah. Ini karena daerahnya memang rendah dan hanya bergantung pada satu saluran pembuangan air. Bahkan saat cuaca cerah pun, wilayah ini tetap berisiko tergenang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa persoalan utama terletak pada infrastruktur saluran air yang belum diperluas secara menyeluruh. Banyak saluran drainase di Tenggarong yang berukuran kecil dan hanya satu jalur, sehingga air mengalir sangat lambat saat hujan deras melanda.

Contoh nyata ditemukan di sekitar MAN Tenggarong. Di wilayah itu, saluran air tidak bisa diperbesar karena berdempetan langsung dengan lahan milik warga. “Kita terbentur kondisi lahan. Kalau sudah berdampingan dengan rumah warga, kita sulit bergerak,” ujarnya.

Syaiful menekankan pentingnya langkah strategis jangka panjang. Ia mendorong adanya proyek lintas sektor bersama Dinas Pekerjaan Umum Kukar yang difokuskan pada pengembangan drainase baru dan pembebasan lahan. Namun, ia juga mengakui bahwa proses pembebasan lahan masih menemui hambatan.

“Salah satu kasusnya itu di Jalan Stadion dan sekitar lapangan tenis. Ada rumah-rumah yang enggan dibongkar, padahal di situlah kita perlu bangun saluran air baru. Kalau tidak dibongkar, ya sulit menata ulang drainase,” jelasnya.

Sementara solusi jangka pendek yang dilakukan BPBD antara lain pemantauan wilayah terdampak serta penyedotan genangan air. Meski demikian, proses penyedotan belum maksimal karena permukaan Sungai Mahakam masih berada dalam kondisi tinggi.

Menurutnya, jika tidak segera dilakukan pembenahan menyeluruh, maka banjir musiman akan menjadi ancaman rutin yang sulit dihindari warga Tenggarong. “Kita butuh saluran pembuangan yang lebih besar, bahkan mungkin drainase baru agar air cepat keluar. Kalau tidak, ini akan jadi siklus tahunan yang terus berulang,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Minggu, 3 Agustus 2025

HIPMI PT Kukar Bakal Gelar Musyawarah Dalam Waktu Dekat

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Dari Cibiran ke Panggung Legislatif, Akbar Haka Pilih Besarkan Tenggarong

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Akbar Haka Soroti Ketergantungan Kukar pada Tambang: “Kita Tak Bisa Terus Hidup di Era Batubara”

#Daerah
Senin, 28 Juli 2025

Usai Dilantik, Akbar Haka Pilih Jalur Terjal: “Langsung ke Rakyat!”

#Daerah